Program Live in kelas 8 SMP Santo Yoseph

Pada tanggal 5 November 2023 Peserta didik melakukan perjalanan dengan menggunakan kereta api dari Pasar Senen untuk menuju Desa Bonoharjo di Yogyakarta untuk melaksakan kegiatan live in & Study Tour

Sekitar jam 10.00 Pagi peserta didik telah tiba di Desa Bonoharjo lalu lalu segera dilakukan Penyerahan Peserta didik kepada orang tua asuh mereka masing – masing di ruang aula Paroki. Setelah proses penyerahan Peserta didik selesai, peserta didik langsung diajak menuju kerumah orang tua asuh mereka dan diharapkan dapat mengikuti kegiatan orang tua asuh mereka dalam kesehariannya seperti membersihkan gulma di ladang, mengambil telur ayam di kandang ayam, membantu pekerjaan di dapur, mengambil kayu bakar, memanen ikan di kolam, membantu membersikan bawang merah hasil panen dan memanen jagung di ladang, mencari rumput untuk ternak sapi/Kambing, menyiram tanaman, mengikuti kegiatan misa dilingkungan dan masih banyak lagi kegitan – kegiatan yang dilakukan peserta didik bersama orang tua asuh mereka.

Dalam Kegiatan live ini dikhususkan bagi siswa kelas VIII. Apa sih live in itu?

Di SMP Santo Yoseph, live in merupakan kegiatan pengembangan diri yang dirancang untuk memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan masyarakat yang berbeda (status sosial ekonomi budaya) dalam kehidupan nyata. Live in pada dasarnya memiliki manfaat sesuai dengan tujuan dilakukannya kegiatan, misalnya saja meningkatkan kepekaan sosial, meningkatkan adaptasi, membentuk karakter positif, membentuk mental pribadi siswa.

Dalam kegiatan live in di SMP Santo Yoseph ini, bertitik tolak dari situasi zaman yang makin berkembang ke arah yang lebih kompleks dan sulit, baik dilihat dari segi ekonomi maupun sosial yang menjadikan ke dalam ketidaksadaran akan potensi diri, mudah jatuh stress, bertindak emosional, individualistis. Bahkan di tengah situasi seperti saat ini anak seusia remaja pada umumnya dan para pelajar pada khususnya bisa menjadi korban sehingga dalam kehidupan keseharian memiliki pola pikir pendek (mudah terprovokasi), pola hidup konsumtif, prilaku asusila, narkoba, dan lain-lain. Oleh karena itu, penentuan lokasi live in pun dipilih lokasi yang sungguh-sungguh tepat untuk tempat belajar hidup bagi anak,  seperti sinyal yang susah, akses jalan yang tidak mudah, jauh dari keramaian, bahkan rumah penduduk yang tidak memiliki MCK yang representatif. Selain itu, berkaitan dengan penempatan, satu rumah/kepala keluarga hanya akan ditempati sedikit siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa benar-benar menyatu dalam irama kehidupan keluarga orang tua asuh tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *